Tips Mengedit Tulisan dari Sang Maestro


Sahabat Hermanto. Pada kesempatan kali ini Pak Cah, sebutan untuk Pak Cahyadi Takariawan, membagi tips dalam melakukan editing tulisan. Tulisan yang selesai dibuat, sebelum ditebitkan harus diedit terlebih dahulu. Walaupun nanti tulisan itu akan diterbitkan menjadi buku, editing pertama harus dari penulis. Pada saat tulisan sampai ke penerbit mayor, tim editor dari penerbit akan mengeditnya kembali. Namun, sebelum tulisan itu sampai ke tim editor maka penulis harus mengedit terlebih dahulu. Editing yang dilakukan penulis ini terutama terkait dengan pesan yang ingin disampaikan. Mengapa editing pesan ini sangat penting dilakukan oleh penulis? Karena orang tidak tahu pesan yang akan penulis sampaikan. Sedangkan editing tata bahasa, tanda baca, akan dilakukan oleh tim editor dari penerbit. Jadi editing pesan harus dari penulis sendiri sebelum tulisan itu masuk ke penerbit mayor.

 

Hal di atas perlu dilakukan jika tulisan itu berbentuk buku dan akan diterbitkan. Tapi pengeditan ini tetap diperlukan walauoun tulisan itu akan dimuat di koran, majalah, web, blog, medsos.

 

Menurut Pak Cah, sedikitnya ada 7 bagian yang harus dilakukan penulis dalam proses editing ini, yaitu:

1.     Edit isi atau pesan

Menulis itu menyampaikan sebuah pesan. Pesan apa yang akan kita sampaikan ke pada halayak. Pesan itu hanya diketahui oleh penulis dan menjadi tanggung jawab penulis. Jadi, misalnya penulis itu salah atau mengajak keburukan maka efek yang timbul akan menjadi tanggung jawabya. Pastikan apakah yang kita tulis itu sudah benar.  Jadi, editing editing pertama dan terpenting itu adalah editing isi atau pesan.

 

Bisa jadi gara-gara ada satu kata yang tertinggal dalam tulisan itu maka akan mengacaukan pesannya. Misalnya, penggunaaan kata-kata tidak yang seharusnya tidak ada tapi dimasukkan ke dalam tulisan itu dapt  mengubah makna. Sebaliknya, yang seharusnya ada kata tidak tapi kita lengah sehingga lupa memasukkannya, maka akan mengacaukan maknanya.

 

Ternasuk tujuan editing pesan adalah agar jangan ada  pesan yang bias pesepsi/ambigu sehingga mengacaukan pembaca. Pesan ambigu ini akan membuat pesan yang diterima oleh pembaca berbeda makna dengan pesan yang kita tulis. Kesalahn ini bisa disebabkan pemilihan kosa kata atau cara anda menyampaikannya kurang tepat. Maka sebelum diterbitkan, kita harus melakukan editing pesan atau isi.

 

 

2.     Edit gaya bahasa

Gaya bahasa itu banyak ragamnya dan kita bebas memilih. Tapi yang dimaksud edit gaya bahasa disini adalah harus ada keserasian dan keseragaman dalam gaya bahasa. Keserasian dan keseragaman gaya bahasa harus ada disepanjang tulisan. Jika terdapat perbedaan gaya bahasa berbeda di awal dan di akhir maka hal ini akan kurang baik. Jadi, kalau pertama menggunakan gaya bahasa formal maka seterusnya harus menggunakan gaya bahasa formal juga.

 

Walaupun pesannya sudah benar, tapi perbedaan gaya bahasa itu akan membuat pembaca kurang nyaman. Misalnya, semula menggunakan kata-kata humor atau mencair tetapi diakhir tulisan menggunakan kata-kata serius. Hal ini juga membuat pembaca kurang nyaman karena kurang seimbang atau kurang cocok antara bagian depan dengan belakang. Kalau gaya bahasa pertama model bertutur maka dari awal sampai akhir tetap menggunakan gaya bahasa bertutur juga.

 

3.     Edit kosa kata

Edit kosa kata ini berhubungan dengan pemilihan kosa kata  dan pengulangan. Pemilihan kosa kata yang kurang tepat bisa mengacaukan makna. Jadi harus benar-benar dipilih kosa kata yang tepat.  Pada artikel populer, hindari penggunaan kata yang bersifat akademis dan ilmiah murni. Sedangkan pengulangan dapat menyebabkan kejenuhan. Menghindari pengulangan dengan mencari kata yang sama makna.

 

4.     Edit paragraf

Perlu diperhatikan, apakah satu paragraf itu sudah membentuk satu kesatuan makna atau belum. Bisa jadi paragrafnya terlalu pendek sehingga belum membuat kesatuan makna sehingga perlu ditambah atau digabung dengan paragraf lainnya. Kalau terlalu panjang bisa dibagi menjadi beberapa paragraf dengan syarat masing-masing paragraf itu sudah memiliki satu kesatuan makna. Paragraf yang terlalu panjang dan memiliki lebih dari satu kesatuan makna, harus dibagi menjadi beberapa paragraf. Paragraf yang panjang bisa melelahkan pembaca karena salah satu fungsi paragraf  adalah memberikan jeda bagi para pembaca. Paragraf panjang membuat pembaca  terengah-engah.

 

Mengedit paragraf juga melihat keserasian, misal ada yang terlalu pendek atau terlalu panjang, ini juga tentu tidak membentuk keserasian dan ketersambungan.

 

5.     Edit sistematika

Pada tulisan yang panjang, kita biasanya membuat outline atau kerangka. Pastikan tulisan itu sudah tersusun secara runut, tersambung antara satu bagian dengan bafian yang lain. Jika tulisan tidak tersambung antar bagiannya maka kita bisa susun kembali. Tujuan penyusunan kembali ini agar tulisan kita enak dibaca. 

 

6.     Edit tanda baca

Tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, titik koma, adalah tanda baca yang bisanya kita tidak pedulikan pada saat menulis. Pada saat melakukan editing tanda baca ini harus benar-benar sesuai. Misalnya sangat berbeda makna tanda tanya dengan tanda seru, tanda titik dengan koma, tiitk satu dengan titik banyak.

 

7.     Editing akhir

Bacalah ulang tulisan itu dari awal sampi akhir sampai kita yakin bahwa tulisan itu sudah sempurna, kemudian baru kita publikasikan.

 

Pah Cah menambahkan bahwa pekerjaan mengedit itu lebih sulit dari menulis. Mengedit itu sulit karena perlu pemikiran, sedangkan menulis itu mudah karena menulis itu tidak perlu pemikiran. Menulis itu mudah karena kita cenderung menulis sesuai dengan perasaan atau apa yang terlintas dari benak dan hati kita. Pisahkan antara pekerjaan menulis dengan mengedit.  Jangan campuradukan kedua pekerjaan itu.  Pastikan sebelum kita mempublikasikan tulisan kita, kita harus mengeditnya terlebih dulu. Selamat menulis, semoga tips ini bermanfaat.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tips Mengedit Tulisan dari Sang Maestro"

Posting Komentar