3 Cara Penerbitan dan Pemasaran yang Harus Diketahui Penulis Pemula


Sahabat Hermanto. Pak Cah, panggilan Pak Cahyadi Takariawan, membagi informasi tentang penerbitan dan pemasaran buku. Pak Cah menyapaikan bahwa penerbitan dan pemasaran buku sekarang ini sangatlah mudah. Banyak pilihan yang bisa diambil tekait dengan penerbitan dan pemasaran buku. Menurut Pak Cah, setidaknya ada 3 model penerbitan buku yang bisa kita pilih, yaitu:

1. Self Publishing
Self publishing maksudnya kita menerbitkan buku sendiri. Naskah yang sudah kita susun, kita bawa ke percetakan untuk dicetak menjadi buku. Percetakan hanya mencetakkannya sesuai dengan jumlah yang kita butuhkan. Biaya yang dikeluarkan dalam proses percetakan buku itu ditanggung sepenuhnya oleh penulis. Disini, percetakan hanya bertanggung jawab mencetakannya. Terkait dengan editing, layout, setting, disain cover ditanggung penulis. Jika penulis tidak mampu melakukan sendiri tentu diperlukan tim. Jumlah tim yang dibentuk juga perlu menjadi pertimbangan karena terkait biaya tamabahan yang harus disediakan oleh penulis.

Pada self publishing tidak ada penerbit yang terlibat. Pada cover buku hanya ada judul dan penulis. Penerbitan jenis ini cocok jika buku akan dibagikan gratis atau kalangan terbatas. Karena jika buku akan dijual tentu nama penerbit akan menambah kredibilitas buku tersebut.
 
2.  Penerbit Indi (Independen)
Indi artinya  independen atau penerbitan secara mandiri. Dahulu, penerbit indi ini belum ada. Penerbit jenis ini baru ada belakangan ini. Sekarang ini banyak sekali penerbit indi. Penerbit ini mempunyai izin penerbitan. Kelebihan model penerbitan ini adalah adanya nama penerbit yang dapat dicantumkan pada buku. Bahkan jika diperlukan pihak penerbit bisa menerbitkan ISBN buku yang kita buat.
 
Berbeda dengan penerbit mayor yang mempunyai standar dalam jumlah buku yang bisa dicetak, misalnya 5.000 eksemplar pada cetakan pertama dan 2.000 eksemplar pada cetakan berikutnya, penerbit minor tidak membatasi jumlah buku yang dicetak.
 
Ada beberapa penerbit indi menyediakan biaya pencentakan buku, tapi ini tentu dengan perjajian khusus. Kebanyakan penerbit indi ini, selain menyerahkan biaya cetak juga editing, layout, setting ke penulis. Seperti self publishing, jika penulis tidak mampu menyelesaikannya sendiri mungkin perlu membuat tim.
 
Model penerbitan indi ini bisa dipilih jika buku itu akan dijual. Karena dengan mencantumkan nama penerbit, ini akan
menambah kepercayaan pembaca.
 
 
3.  Penerbit Mayor
Penerbit mayor adalah penerbit yang mempunyai izin penerbitan dan jaringan pemasaran yang luas secara nasional. Dulu penerbit mayor merupakan satu-satunya jenis penerbit yang ada. Karena orientasi bisnis, penerbit jenis ini melakukan seleksi yang ketat terhadap naskah yang masuk. Naskah yang masuk sangat banyak sehingga naskah kita harus antri dan membutuhkan waktu yang cukup untuk sampai ke meja penerbitan.

Bagi penulis pemula, penulis yang belum memiliki tulisan yang dipublis ke koran atau majalah, memerlukan proposal yang berisi penjelasan naskah yang kaan diterbitkan. Isi proposal ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi penerbit.

Akan menjadi terbalik jika kita sudah mempunyai banyak buku yang laku dipasaran, kondisi seperti ini penerbit yang akan menyampaikan proposal kepada kita.

Setelah kita memasukkan proposal. Kita harus mengikuti proses dan menunggu apakah naskah kita diterima atau tidak. Jika naskah kita diterima maka kita akan mengikat dengan kontrak. Jika tidak maka kita bisa mengirimkan naskah kita ke penerbit lain atau kita melakukan self publishing. Jika naskah kita sudah disetujui, kita juga harus memantau apakah terdapat koreksi, baik judul maupun cover buku, disesuaikan dengan kebutuhan penerbit.
 
 Dari tiga model penerbitan buku itu bisa kita ambil salah satunya. Jenis penerbitan yang kita ambil tentu mempertimbangkan tujuan kita membuat buku. Jika tujuan pembuatan buku untuk dibagikan secara gratis atau dibagikan di kalangan terbatas, mungkin self publishing bisa menjadi pilihan. Tapi jika pembuatan untuk dijual mungkin jenis penerbitan indi atau mayor bisa menajdi pilihan.  
 

Pada video berikutnya, Pak Cah menyampaikan ada 3 cara memasarkan buku yaitu:
 
1. Pemasaran Offline
Pemasaran offline yaitu pemasaran langsung. Penjualan di toko buku, tempat pameran, termasuk pemasaran secara langsung. Selain itu, pemasaran langsung bisa dilakukan dari rumah ke rumah, pada saat pameran. Inti pemasaran langsung ini adalah transaksi langsung dengan pembeli.
 
2. Pemasaran Online
Pemasaran online membutuhkan media online. Salah satunya yang populer yaitu internet. Kita bisa memasarkan buku melalui facebook, instagram, blog, website, bahkan di grup chat seperti whatsapp, telegram. Media internet ini bukan saja sebagai media publikasi atau pemasaran tetapi juga penjualan. Beda dengan pemasaran online, pemasaran online membutuhkan pihak lain dalam menjembati transaksi digital, bisa melalui bank atau penyedia layanan uang virtual. Model pemasaran online sekarang ini menjadi tren karena memberikan banyak kemudahan. Selain kemudahan yang ditawarkan, hampir semua barang bisa dipasarkan secara online.
 
3. Penggabungan Secara Offline dan Online
Cara ini paling menguntungkan karena menggabungkan cara offline yang jangkauan terbatas dengan cara online yang tidak terbatas. Cara penggabungan ini akan membuat jangkauannya lebih luas.
 
Terakhir Pak Cah menyampaikan bahwa model pemasaran ini terkait juga dengan model penerbitan yang kita pilih. Jika kita memilih model penerbitan self publishing atau indi maka tentu kita harus memasarkan buku kita sendiri. Dari sisi keuntungan, kita akan mendapatkan penghasilan yang optimal, tapi kita perlu modal awal untuk mencetak buku. Jika kita tidak mempunyai cukup modal atau tidak suka dengan urusan pemasaran kita bisa memilih penerbit mayor. Tapi, selain kita hanya mendapatkan royalti, mendapatkan penerbit mayor tentu perlu perjuangan dan persaingan dengan penulis-penulis lainnya. Semua pilihan dikembalikan kepada kita masing-masing.
 
Itu saja yang disampaikan Pak Cah dalam kedua videonya. Semoga bermanfaat dan selamat menulis.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "3 Cara Penerbitan dan Pemasaran yang Harus Diketahui Penulis Pemula"

  1. Waterjet cutting shoots excessive velocity, concentrated streams of water crammed with abrasives corresponding to garnets and aluminum oxide to erode a reduce into the fabric. Water jet cutting has a pressure as excessive as 60,000 psi, so it is typically used with thicker supplies where a laser would either not be feasible or would reduce with poor quality. Water jet cutting is used for sheet steel fabrication however can also reduce metal, ceramic, and stone. To perceive the formation of various components utilizing sheet steel fabrication, it is imperative to precision machining know the sorts of|several varieties of|various sorts of} methods used. These sheet steel processing strategies help to rework flat sheets of steel into three-dimensional, practical parts.

    BalasHapus