Analisis Tingkat Kesehatan Masyarakat Akibat Wabah Covid-19 di Indonesia


Abstrak

Akhir tahun 2019 seluruh dunia digoncang dengan pandemi Virus Corona (Covid-19) yang membuat kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab penyebaran covid terus meningkat, dampak kesehatan masyarakat akibat wabah covid 19 dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian akibat penyebaran covid.
Metode yang gunakan untuk analisis deskriptif yaitu dengan kajian literatur. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan penggalian informasi dari beberapa sumber dokumen seperti buku-buku, artikel, jurnal, majalah, serta dokumen lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
Berdasarkan hasil analisis penyebab penyebaran covid terus meningkat. Faktor dari dalam individu seperti penyakit bawaan yang telah dialami dan kurangnya awareness masing-masing individu terhadap virus ini dan faktor eksternal seperti fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, peraturan pemerintah yang belum efektif. 
Dampak kesehatan masyarakat akibat wabah covid 19 membuat masyarakat lebih memperhatikan kesehatannya dengan cara selalu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengkonsumsi makanan sehat dan alami serta selalu berdoa agar terlindungi dari wabah ini. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian akibat penyebaran covid yaitu dengan penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan lainnya. 

Kata Kunci: 
Pandemi; Covid-19, Awareness, Wabah

1. Latar Belakang
 
Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang terjadi di awal tahun 2020 ini membuat umat manusia diseluruh dunia tergondang dan menimbulkan  kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia. Penghujung tahun 2019, laporan pemerintah China membuat publik dibuat penasaran dan tim ahli sibuk meneliti. Tepat tanggal 31 Desember 2019, China melaporkan kejadian luar biasa, kasus pneumonia misterius yang belum diketahui penyebabnya, tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama kasus diduga terkait atau terpapar dengan satu pasar hewan di Wuhan, China. Pasar tersebut menjual hewan hidup, hewan liar, hewan ternak, dan seafood. Pada tanggal 7 Januari 2020 isolat sampel kasus tersebut diperiksa dan pada 10 Januari 2020 dilaporkan hasil pemeriksaan isolat tersebut menunjukkan adanya infeksi Coronavirus jenis baru. World Health Organization (WHO) memberi nama 2019-novel Coronavirus (2019-nCoV). Kemudian, pada tanggal 2 Februari 2020, WHO memberi nama penyakitnya dengan Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

WHO Semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk kedalam darurat global terkait virus ini. Ini merupakan fenomena luar biasa yang terjadi di bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena event-event skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Kondisi ini pernah terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia saja, tidak pernah ada situasi lainnya yang dapat membatalkan acara-acara tersebut. Terhitung mulai tanggal 19 Maret 2020 sebanyak 214.894 orang terinfeksi virus corona, 8.732 orang meninggal dunia dan pasien yang telah sembuh sebanyak 83.313 orang.

Perkembangan terbaru kasus positif Covid-19 di Indonesia dihimpun dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 4,294 kasus positif baru. Update per 10 Oktober  2020 pukul 12:00 total kasus terkonfirmasi terkini mencapai angka 328,952 terkonfirmasi. Dari 328,952 kasus terkonfirmasi, sebanyak 65,706 merupakan kasus aktif. Artinya 20,0% dari kasus terkonfirmasi merupakan orang-orang yang positif dan dirawat di rumah sakit. Satgas Penanganan Covid-19 mendata untuk pasien sembuh positif Covid-19 sekarang naik menjadi 251,481 naik sebanyak 3,814. Ini artinya sebanyak 76,4% pasien sembuh dari total kasus terkonfirmasi. Kasus pasien meninggal hari ini, data terbaru menunjukkan sebanyak 88 pasien meninggal dunia. Angka ini menambah total keseluruhan pasien meninggal mencapai 11,765 kasus, persentasenya 3,6% dari kasus terkonfirmasi. Sementara kasus suspek Covid-19 di Indonesia mencapai 151,652 kasus. Sedangkan Indonesia sendiri untuk peringkat global persebaran Covid-19 naik ke peringkat 21, dengan Amerika Serikat, India, dan Brazil masih tingkat tiga teratas. 

Pasien positif Covid-19 yang sembuh di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah 47 orang, Sabtu (17/10/2020). Total kumulatif pasien yang sembuh dari paparan virus corona sejak pandemi telah mencapai 5.381 orang dari sebelumnya 5.334 orang. Data ini berdasarkan Laporan Media Harian Covid-19 yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Sabtu (17/10/2020), hingga pukul 12.00 WIB. Penambahan jumlah pasien yang sembuh di Sumsel lebih tinggi dari kasus baru. Jumlah pasien positif Covid-19 di Sumsel bertambah 46 orang. Total seluruh pasien yang terpapar virus corona menjadi 7.104 orang dari sebelumnya 7.058 orang. Dibandingkan dengan 34 provinsi di Indonesia, penambahan kasus baru di Sumsel hari saat ini berada di urutan ke-18 terbanyak.

2. Perumusan Masalah 
  1. Apakah penyebab penyebaran covid terus meningkat.
  2. Bagaimana dampak kesehatan masyarakat akibat wabah Covid-19.
  3. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian akibat penyebaran covid.

3. Tujuan 
  1. Untuk mengetahui penyebab penyebaran covid terus meningkat.
  2. Untuk mengetahui dampak kesehatan masyarakat akibat wabah Covid-19
  3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian akibat penyebaran covid.


4. Pembahasan 
4.1. Penyebab Penyebaran Covid Terus Meningkat
Banyaknya jumlah kematian yang bertambah hari demi hari akibat virus corona ini tidak hanya menimbulkan gejala dan penyakit fisik saja tetapi berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia yang didalamnya mencakup kesehatan mental. Seperti berdampak pada kondisi sosial ekonomi keluarga yang ditinggalkan, hal ini dapat berpengaruh secara signifikan apabila seseorang yang terjangkit virus corona lalu meninggal dunia adalah tulang punggung dalam keluarganya. 

Lalu pengaruhnya terhadap masyarakat yaitu membuat menjadi lebih mudah panik, cemas dan stress. Rasa cemas atau khawatir secara berlebihan karena terlalu banyak menerima informasi tersebut yang akhirnya menyebabkan tubuh menciptakan gejala mirip corona virus. Padahal gejala tersebut hanya perwujudan dari rasa cemas berlebihan, bukan terinfeksi corona virus. Kondisi seperti itu dikenal dengan istilah psikosomatik akibat virus corona. Adanya peraturan pemerintah yang semakin ketat seperti physical distancing untuk mencegah tingginya penyebaran virus corona ini tidak bisa dipungkiri dapat menyebabkan kesehatan mental yang kurang baik. Hal ini termasuk kedalam pengaruh tingginya tingkat kematian di Indonesia. 

Tingginya tingkat kematian akibat virus corona ini disebabkan oleh dua faktor yaitu:
  1. Faktor dari dalam individu seperti penyakit bawaan yang telah dialami dan kurangnya awareness masing-masing individu terhadap virus ini. 
  2. Faktor eksternal seperti fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, peraturan pemerintah yang belum efektif, dan sebagainya. 

Berbagai negara di dunia masih terus berjuang untuk mencegah penyebaran lebih luas maupun gelombang baru dari virus corona.  Ada yang masih harus melakukan pembatasan ketat dan ada pula negara yang telah mulai melonggarkan pembatasan dengan membuka kembali sejumlah aktivitas. Masyarakat pun mulai keluar dari rumah dan bersosialisasi bertemu dengan teman-teman atau saudara. Namun, virus masih tetap ada di tengah-tengah masyarakat. Potensi penularan dan terinfeksi virus masih ada. Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan risiko penularan virus corona. 

Melansir Straits Times, Rabu (24/6), berikut adalah sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko ini: 

1. Ruang tertutup 
Risiko penularan virus akan menjadi semakin tinggi di dalam ruangan tertutup di mana ventilasi tidak baik. Virus juga menyukai suhu udara yang lebih sejuk dari AC. 

2. Kontak dekat 
Virus juga dapat ditularkan melalui tetesan (droplets) kecil saat seseorang yang terinfeksi berbicara. Jadi, melakukan kontak dekat dapat meningkatkan risiko penularan virus pada orang lain. 

3. Tempat ramai 
Semakin banyak orang, semakin tinggi pula risiko penularan virus yang dapat terjadi. Selain itu, tempat di mana orang-orang banyak berkumpul cenderung menjadi lebih kotor daripada tempat yang sepi. 

4. Durasi dan keragaman kontak 
Durasi waktu yang dihabiskan bersama orang lain juga turut berpengaruh pada risiko penularan. Faktor ini sama pentingnya dengan berbagai kelompok berbeda yang ditemui. Mereka dapat memiliki latar belakang dan kondisi kesehatan yang berbeda-beda pula.   

Perkumpulan di rumah seperti acara ulang tahun, pertemuan, dan kelompok belajar, yang melibatkan orang-orang dari berbagai keluarga berbeda dalam satu ruang tertutup tergolong berisiko. 

Saat itu, kemungkinan orang-orang akan lengah dengan perlindungan diri, berbincang panjang lebar, berada dalam jarak dekat, dan mungkin tidak memakai masker. Ada risiko yang sangat nyata dan dapat dilihat pada peristiwa-peristiwa penyebaran super di mana satu orang mampu menginfeksi orang lain dalam jumlah yang besar. Duduk-duduk bersama teman di kafe mungkin terasa menyenangkan. Akan tetapi, sekelompok orang di meja yang sama seringkali tanpa sadar terlalu asik dalam berbincang dan berpotensi menjadi tempat penularan virus. Saat asik berbicara, tanpa sadar kemungkinan ada droplet yang keluar, terutama saat masker dibuka untuk makan dan minum. Oleh karena itu, menjadi lebih aman untuk tetap mengaplikasikan pembelian take away. 

Tempat-tempat bersantai di luar ruangan juga dianggap sebagai tempat yang berisiko. Di tempat-tempat tersebut, orang pun cenderung berkumpul dan bersantai sembari bercakap-cakap dengan jarak dekat satu sama lain. Kemungkinan tidak menggunakan masker dan kontak dekat dengan orang lain di tempat olahraga juga patut diperhatikan. Sebab, banyak orang di tempat olahraga yang mungkin terengah-engah dan mengeluarkan droplet. Selain itu, berada di tempat tertutup yang sama dalam jangka waktu tertentu juga meningkatkan kemungkinan penularan virus.

4.2. Dampak Kesehatan Masyarakat Akibat Wabah Covid-19

Adapun dampak positif virus corona di bidang kesehatan, antara lain:

1. Lebih rajin mencuci tangan
Salah satu cara pencegahan virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan. World Health Organization (WHO) menyebutkan, cuci tangan adalah langkah awal yang efektif mencegah segala penyakit, seperti infeksi saluran pencernaan, dan penyakit pernapasan. 

Kendati demikian, kita wajib mengetahui cara mencuci tangan yang benar menurut WHO, yaitu:
  1. Bersihkan tangan dengan air mengalir, lalu tuang sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
  2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
  3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
  4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
  5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
  6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
  7. Gosok sabun hingga pergelangan tangan, dan bilas dengan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan tisu.
  8. Bersihkan tangan dengan air mengalir, lalu tuang sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
  9. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
  10. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.

2. Sadar akan kebersihan lingkungan

Lingkungan yang bersih menjadi salah satu tolak ukur akan pengembangan suatu penyakit. Seluruh masyarakat Indonesia agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan terus berperilaku hidup bersih dan sehat seiring dengan kasus virus corona. Selalu membersihkan benda mati di sekitar kita, misal meja, gagang pintu, lemari, keyboard, dan sebagainya. 

Menurut tulisan Dr. Handrawan Nadesul yang diterima redaksi GridHEALTH.id (02/03/2020), benda mati dapat membawa virus corona. Virus corona yang menempel di benda mati (tidak di benda hidup juga lendir, air liur, cairan) di luar tubuh manusia bisa bertahan hidup hingga satu jam untuk kembali menginfeksi manusia. Tapi virus corona yang menempel di air liur, lender, cairan, juga mahluk hidup, bisa bertahan lebih lama, bisa 3-4 jam.

3. Mengubah pola makan sehat
Menurut WHO, ada beberapa cara pencegahan virus corona melalui makanan. Contohnya dengan menghindari konsumsi makanan cepat saji dan lebih sering memasak di rumah. Selain itu, perbanyak konsumsi buah dan sayur guna meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagi yang ingin memasakan daging, ayam, ikan, atau telur, pastikan tingkat kematangan hingga 100%. Perubahan pola makan sehat ini ternyata menjadi salah satu dampak positif virus corona.

4. Rajin olahraga
Tak dapat dipungkiri, semenjak virus corona masuk Indonesia, banyak orang yang rutin melakukan olahraga. Hal ini guna meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah dari berbagai serangan penyakit.

5. Berdoa
Tak sedikit orang yang mengunggah kalimat doa selama merebaknya virus corona. Meski belum ada penelitian yang menyatakan bahwa doa dapat mencegah virus corona, namun doa rupanya bisa menyugesti seseorang untuk berpikiran lebih positif menurut sebuah penelitian dari National Institute of Mental Health and Neurosciences di tahun 2009. Dari pikiran positif inilah, kemungkinan sistem kekebalan tubuh pun ikut meningkat. Doa memiliki kekuatan, doa sebenarnya dapat mengaktifkan molekul dalam sistem saraf dan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Itulah dia 5 dampak positif virus corona, meski demikian, kita wajib meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran diri. 

4.3. Usaha-Usaha yang Dilakukan Pemerintah untuk Menurunkan Jumlah Kematian Akibat Penyebaran Covid
Menurut virologist dan microbiologist, Covid-19 merupakan virus yang cepat menyebar, walaupun fatality rate-nya rendah tidak seperti virus flu burung, atau demam berdarah. Namun, Covid-19 berbahaya bagi penduduk berusia lanjut atau mempunyai penyakit jantung, diabetes, darah tinggi dan penyakit pernapasan akut.

Kasus Covid-19 di seluruh dunia menembus angka 40 juta infeksi pada Minggu (18/10/2020).  Dari data situs Worldometers menunjukkan bahwa banyaknya kasus positif infeksi secara global mencapai 40.002.660 kasus. Dari total tersebut, sebanyak 29.919.901 kasus telah pulih dan kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia sebanyak 1.115.169 orang. Negara-negara Asia menyumbang 12.436.677 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, dengan 10.807.023 kasus sembuh dan 22.865 kematian. Melihat dari kasus kematian, Indonesia berada di posisi ketiga dengan 12.511 orang meninggal dunia, berada di bawah India (114.064 kasus kematian) dan Iran (30.123 kasus kematian). Sementara itu, Indonesia melaporkan 4.105 kasus baru harian pada Minggu, 18 Oktober 2020, yang menambah daftar panjang kasus infeksi virus corona di Tanah Air.

Salah satu cara memutus mata rantai Covid-19 adalah dengan social distancing, bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak tertentu dengan orang sehat untuk mengurangi penularan. Menurut Center for Disease Control dan Prevention (CDC) AS, social distancing adalah menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan massa, dan menjaga jarak antar manusia sekitar 2 meter. Termasuk bekerja dari rumah (work from home), menutup sekolah/kampus dengan melakukan home schooling/belajar online, beribadat di rumah. Social distancing ini mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang terkenal guyub, suka bersalaman dan terbiasa berkumpul (seperti pesta perkawinan, upacara adat, atau sekedar kongkow-kongkow).

Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang komprehensif di bidang fiskal dan moneter untuk menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal, Pemerintah melakukan kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran. Untuk itu, Presiden RI, Joko Widodo, menerbitkan Inpres No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota mempercepat refocusing kegiatan, realokasi anggaran dan pengadaan barang jasa penanganan Covid-19.

Selanjutnya, Kementerian Keuangan akan merealokasi dana APBN sebesar Rp. 62,3 triliun. Dana tersebut diambil dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional, honor-honor, untuk penanganan/pengendalian Covid-19, perlindungan sosial (social safety net) dan insentif dunia usaha. APBD juga diharapkan di-refocusing dan realokasi untuk 3 hal tersebut.

Penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan Beras Sejahtera. Kementerian/Lembaga/Pemda diharapkan memperbanyak program padat karya termasuk Dana Desa. Sedangkan insentif dunia usaha dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya UMKM dan sektor informal.

Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung pemerintah, pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25. Disamping itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak Covid-19.

Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu otoritas moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi dan memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada relaksasi pemberian kredit perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

5. Kesimpulan  
  1. Penyebab penyebaran covid terus meningkat. Faktor dari dalam individu seperti penyakit bawaan yang telah dialami dan kurangnya awareness masing-masing individu terhadap virus ini dan faktor eksternal seperti fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, peraturan pemerintah yang belum efektif, dan sebagainya. 
  2. Dampak kesehatan masyarakat akibat wabah covid 19 membuat masyarakat lebih memperhatikan kesehatannya dengan cara selalu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengkonsumsi makanan sehat dan alami serta selalu berdoa agar terlindungi dari wabah ini.
  3. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian akibat penyebaran covid yaitu dengan penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera.

6. Daftar Pustaka

Aida, N. R. (2020, Maret 19). Update Virus Corona di Dunia: 214.894 Orang Terinfeksi, 83.313 Sembuh, 8.732 Meninggal Dunia. https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/19/081633265/update-virus-corona-didunia-214894-orang-terinfeksi-83313-sembuh-8732

Mela Arnani (2020, Oktober 18). Kasus Corona Dunia Tembus 40 Juta, Ini 5 Negara Asia dengan Kasus Terbanyak https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/18/174500565/kasus-corona-dunia-tembus-40-juta-ini-5-negara-asia-dengan-kasus-terbanyak?page=all.

Dana Riksa Buana. 2020.  Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i 

Erlina Burhan 2020. Coronavirus yang Meresahkan Dunia. J Indon Med Assoc, Volum: 70, Nomor: 2

Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, et al. Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 2020;395:497–506.

Salma Matla Ilpaj. 2020. Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Di Indonesia. Jurnal Pekerjaan Sosial. Vol. 3 No: 1

WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1. Januari 21, 2020. 
WHO. WHO Director-General’s remarks at the media briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020. Cited Feb 12nd 2020. Available on: https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-directorgeneral-s-remarks-at-the-media-briefing-on-2019-ncovon-11-february-2020. (Feb 11st 2020)

Penulis: dr. Hermanto
Mahasiswa Pascasarjana Magister Kesehatan Masyarakat
STIK Bina Husada Sriwijaya Palembang 

Tugas: Kesehatan Global

Dosen Pembimbing: 
Prof. Dr. Supli Effendi Rahim, M.Sc





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Analisis Tingkat Kesehatan Masyarakat Akibat Wabah Covid-19 di Indonesia"

Posting Komentar