Teknik Menulis Artikel dari Pak Cah: Pakar dalam Bidang Kepenulisan



Sahabat Hermanto. Pada kesempatan kali ini Pak Cah, sebutan Pak Cahyadi Takariawan, guru kita dalam bidang penulisan, menyampaikan teknik menulis artikel.

Di awal penyampaiannya, beliau menyebutkan bahwa tulisan itu ada dua jenis yaitu fiksi dan non fiksi. Tulisan fiksi adalah tulisan yang berdasarkan imajinasi. Selain berdasarkan imajinasi, tulisan fiksi juga bisa dari kejadian nyata atau ilmiah. Cerpen, novel, puisi adalah contoh tulisan fiksi. Sedangkan, tulisan non fiksi adalah tulisan yang berbasis akademis dan nyata. Artikel termasuk tulisan non fiksi.


Pak Cah melanjutkan tentang  pembagian artikel. Artikel dibagi menjadi 3 jenis yaitu:


a. Artikel Ilmiah Murni

Artikel ilmiah murni memiliki beberapa ciri yaitu penulisan yang sangat detail, mempunyai pedoman yang ketat dengan aturan tertentu dan berbasis akademis. Contoh artikel imiah murni antara lain: skripsi, tesis dan disertasi. Ciri yang lain dari artikel ilmiah murni adalah penulisan menggunakan istilah akademis yang hanya dipahami oleh orang yang mempunyai disiplin ilmu yang sama. Misalnya jurnal kedokteran hanya dipahami oleh kalangan dokter. Begitu juga dengan jurnal lain seperti jurnal psikologi, filsafat, hukum hanya di pahami oleh orang yang mempunyai dasar ilmu yang sama.


b. Artikel Populer Murni

Ciri dari artikel populer murni adalah penulisan yang tidak menggunakan aturan baku,  kaidah-kaidah tertentu dan isi tulisannya sesuai dengan gagasan, pikiran dan perasaan penulis. Contoh artikel populer murni ini banyak kita jumpai di media sosial seperti facebook, yang berisi curhatan dari pemilik akunnya.


c. Artikel Ilmiah Populer

Artikel ilmiah populer, tulisannya cenderung menggunakan bahasa umum sehingga mudah dimengerti khalayak. Artikel ilmiah populer ini bisa diambil dari tulisan ilmiah murni dengan mengubah istilah ilmiah menjadi istilah umum yang lebih populer sehingga ringan untuk dibaca oleh khalayak. Penggunaan kata sebaiknya jangan kaku dengan aturan tertentu, gunakan gaya bahasa yang mengalir dan lancar karena ini bukan ruang kuliah yang berat bagi kebanyakan orang. Kalau memerlukan rujukan tetap bisa ditambahkan, tapi bukan suatu keharusan. Kadang-kadang rujukan diperlaukan pada saat kita membandingkan pendapat kita dengan orang lain.

 

Di dalam artikel imiah populer, ada sistematika penulisan yang meliputi judul, pendahuluan, isi, penutup dan daftar pustaka.

 

Judul

 

Judul dibuat agar orang mengerti apa yang kita tulis. Isi yang ditulis tercermin dari judul. Judul juga menjadi daya tarik seseorang untuk membaca tulisan kita. Misalnya tulisan berjudul bagaimana menjadi guru yang disukai murid? Judul seperti ini mencerminkan bahwa isi tulisannya tentang pendidikan. Guru atau orang-orang yang tertarik dengan dunia pendidikan tentu akan melihat judul ini sesuatu yang menarik dan bisa saja akan memutuskan untuk membaca tulisan itu.

 

Pak Cah menyampaikan beberapa tips agar judul tulisan kita menjadi menarik. Tips yang    beliau sampakaikan adalah:

  1. Menggunakan angka, misalnya: 5 ciri isteri solehah, 3 ciri laki-laki yang tidak betanggung jawab, 10 ciri suami ideal.
  2. Mengungkapkan rahasia, keajaiban atau misteri, misalnya: misteri sholat subuh, keajaiban sedekah,  malam pertama  di alam kubur.
  3. Memberikan mimpi indah, misalnya menjadi kaya dari facebook, cara cepat mendapatkan 1 milyar dari instagram, 5 langkah jika kamu lakukan maka siapapun wanita mau menikah denganmu. Penulis  harus bertanggungjawab atas judul yang dibuatnya. Isi harus sesuai dengan judulnya.
  4. Berupa pertanyaan, misalnya: ingin membuat istrimu bahagia? lakukan langkah-langkah berikut ini, ingin menghindari selingkuh? lakukan hal-hal berikut ini, ingin  cepat kaya? lakukan langkah-langkah berikut ini. Pembaca mengharapkan jawaban dari tulisan atau buku yang dibacanya.
  5. Becorak sensasional, berkaitan dengan konteks kekinian, misalnya: menikmati kopi bersama despacito

 

Pendahuluan

 

Pendahuluan menentukan apakah pembaca akan melanjutkan membaca apa tidak. Pendahuluan bisa dibuat  dalam 1 atau 2 paragraf.

 

Ada beberapa saran dari Pak Cah agar pendahuluan menjadi menarik, yaitu:

  1. Menyampaikan data-data dalam bentuk angka, misalnya: tahukah anda bahwa 90% pelajar Indonesia pernah berinteraksi dengan film porno, 1 dari 3 pria di kota ini pernah selingkuh, setiap jam ada 40 orang bercerai. Data harus berdasarkan survei bukan pendapat pribadi.
  2. Berdasarkan ringkasan dari isi keseluruhan tulisan.
  3. Berisi kutipan, pernyataan tokoh yang relevan dengan isi tulisan kita.
  4. Penggambaran tertentu, misalnya: konflik suami istri dan dampaknya
  5. Berupa anekdot yang lucu. Anekdot ini bisa didapatkan dari internet, buku, pengalaman orang lain bahkan pengalaman penulis sendiri.
  6. Berupa pertanyaan, misalnya: ada tiga penyebabkan 3 penyebab utama perceraian di Indonesia, tahukah anda 3 hal itu? Jawaban akan diberikan pada bagian isi.
  7. Amanat langsung. Amanat langsung ini berupa sebuah ungkapan dalam tulisan itu seolah-oleh menyuruh pembaca untuk melakukannya. Contoh amanat langsung yaitu penelitian membuktikan bahwa pelukan kepada pasanagn membuat awet muda, seringlah memeluk istri anda supaya awet muda.

 

Isi

 

Isi merupakan bagian yang paling  pokok dari tulisan. Pak Cah menyampaikan beberapa pola pada penulisan isi yaitu:

  1. Pola pembagian gagasan. Gagasan dibagi beberapa bagian dan dibuat subjudul. Tujuannya selain memberi jeda bagi pembaca, juga memudahkan penullis untuk menuliskan bagian yang mudah terlebih dahulu. Misalnya ketika penulis akan menulis tentang wanita solehah maka dibuat subjudul: definisi, bagaimana membentuknya, kriteria dan peran wanita solehah.
  2. Pola masalah dan solusi. Penulis menyampaikan masalah dan memberikan solusinya. Pada saat penulis melihat ada kemacetan di jalan. Bagi penulis ini merupakan masalah. Menurut penulis masalah kemacetan itu disebakan oleh banyaknya kendaraan bermotor yang melewati jalan tersebut. Alternatif yang diberikan penulis yaitu: memindahkan pasar atau membuat jalan alternatif bagi kendaraan bermotor.
  3. Pola kronologis. Pola ini dibuat dengan mengurutkan kejadian atau peristiwa. Misalnya bagaimana menjadi ibu yang baik bagi anaknya. Tentu ini perlu proses  yang panjang. Penulis menceritakan proses  mulai dari masa kanak-kanak, remaja sampai usia dewasa.
  4. Pola pendapat dan alasan. Pada pola ini, penulis memberikan pendapat yang diikuti alasan-alasannya. Alasan-alasan yang disampaikan bisa dari teori, rujukan dari pendapat orang lain atau pendapat penulis sendiri.
  5. Pola pembandingan. Pola ini dibuat dengan cara membandingkan satu kondisi dengan kondisi lainnya, satu pendapat dengan pendapat lainnya.
  6. Pola penuturan. Pola ini seperti ketika anda bertutur, menasehati orang lain. Tuturan yang mengalir, lancar adalah seperti yang Anda sampaikan lewat lisan.

 

Penutup

 

Penutup dapat berisi 1 atau 2 paragraf. Penutup dapat berupa kesimpulan, saran, harapan dan pamitan.

 

Daftar Pustaka


Daftar pustaka ini bisa ada atau tidak, tergantung dari tulisan kita. Jika tulisan kita merujuk dari pendapat orang lain maka kita perlu memasukkan rujukan itu ke dalam daftar pustaka. Kita tidak perlu membuat daftar pustaka apabila tulisan itu merupakan ide atau pendapat kita sendiri. Rujukan bisa dbuat langsung dalam kalimat atau diletakkan dibagian daftar pustaka.

 

Setelah kita membuat kerangka tulisan kita, mulailah menulis. Menulis  bisa  dimulai bagian mana saja, tidak musti  berututan. Kita bisa mulai menulis bagian pendahuluan, isi, penutup, judul dan daftar pustaka. Tidak ada keharusan untuk membuat judul terlebih dahulu. Bisa saja kita mulai dengan menulis isi bahkan kalau kita mengambil rujukan dari buku, bisa saja kita menulis terlebih dahulu referensinya di daftar pustaka.

 

Begitulah tips teknik penulisan artikel dari Pak Cah. Semoga ini bermanfaat, selamat menulis.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teknik Menulis Artikel dari Pak Cah: Pakar dalam Bidang Kepenulisan"

Posting Komentar