Adas - Foeniculum vulgare Mill Apiaceae

ADAS Foeniculum vulgare Mill Apiaceae

 

 

Sinonim

Foeniculum Officinale All, Foeniculum Capillaceum Gilib, Meum Foeniculum Spreng, Anethum foeniculum L.

 

 

Nama daerah

Sumatra: das-pedas (Aceh); Jawa: adas (Jawa); hades (Sunda); Sulawesi (umum): paapang (Menado), denggu-denggu (Gorontalo), adasa, rempasu (Makasar); adase (Bugis); Bali (umum): adas

 

 

Nama Asing

Bitter Fennel ( Inggris ) .

 

 

Pertelaan

Perawakan terna aromatik, semusim atau menahun, tegak, tinggi dapat mencapai 1,5 m, batang licin, ruas nyata, beralur memanjang, daun tunggal, letak daun tersebar, daun terbesar tepi 35 berbagi menyirip seperti rambut berwarna hijau muda, pelepah daun panjang dengan selaput pinggir berwarna putih, memiliki penutup ujung daun. Perbungaan berupa bunga payung majemuk, memiliki 640 cabang, setiap cabang tersusun atas sejumlah banyak bunga, bunga bertangkai nyata. Kelopak 5, daun kelopak menyerupai gigi, ukuran kecil. Mahkota kuning, ujung daun mahkota terbelah. Putik pendek dengan bakal buah lonjong, buah pecah menjadi bagian buah yang tidak bersayap.

 

 

Keanekaragaman

Sejumlah varietas mempunyai perbedaan satu dengan yang lain dalam ukuran, aroma dan rasa buah. Perbedaan tersebut terdapat pada tanaman yang telah dibudidayakan maupun jenis yang masih liar.

 

Ekologi dan penyebaran

Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan Asia dan menyebar ke Indonesia, India, Argentina, dan Jepang. Di Indonesia, adas telah dibudidayakan baik sebagai bumbu maupun obat. Adas tumbuh pada ketinggian 0-1800 m dpl. Pertumbuhan optimal diperoleh pada dataran tinggi. Saat ini kultivasi adas berkembang di Perancis Selatan, Saxony, Galicia, Rusia, India, Persia dan Indonesia. Adas merupakan tanaman tahunan dan tumbuh liar di daerah pantai sampai ketinggian lebih dari 1.500 m dpl. Di Indonesia pengembangan budidaya adas terbatas di wilayah dengan ketinggian di atas 800 m dpl atau di wilayah pegunungan saja. Daerah penghasil utama buah adas adalah Malang, Karanganyar, Temanggung, Boyolali dan Salatiga. Untuk pertumbuhan optimum tanaman ini membutuhkan kelembaban rendah dan cahaya matahari penuh. Tanah yang sesuai untuk budidaya adas adalah tanah gembur dan subur dengan kandungan bahan organik tinggi. Saat tanam yang tepat adalah awal musim penghujan (Oktober-November) sehingga panen dapat dilakukan pada musim kemarau (Juni-Juli). 

 

 







   

Budidaya 

Adas dikembangbiakkan dengan biji. Bibit berasal dari pohon yang sehat dan produktivitas tinggi. Biji disemaikan dalam polybag yang berisi media campuran arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1 : 1, sebanyak 2-4 biji/polybag. Pesemaian membutuhkan waktu antara 6-7 minggu untuk menghasilkan bibit adas yang siap dipindah ke lahan dengan jumlah daun berkisar antara 3-4 helai. Kebutuhan benih per hektar adalah 4 kg. Dalam sistem monokultur, lahan diolah, diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang 20 ton/Ha dan SP36 dengan dosis 250 kg / Ha, kemudian dibuat bedengan berukuran lebar 1,2 m dan panjangnya menyesuaikan dengan panjang lahan dan jarak antar bedengan 60 cm serta jarak tanam 60x100 cm. Dalam sistem tumpang sari, disiapkan lubang tanam dengan diameter 40 cm dan kedalaman 30 cm, kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 1 kg / lubang dan pupuk SP36 5 g / lubang.

 

Tanaman adas mampu berproduksi optimal dalam waktu 2 tahun dan sesudahnya dapat dilakukan peremajaan. Tanaman adas sebaiknya ditanam pada awal musim penghujan yaitu antara bulan Oktober-November, namun jika air bukan kendala maka penanaman adas dapat dilakukan sepanjang tahun. Tanaman dipupuk Urea dengan dosis 150 kg/Ha yang diaplikasikan pada 2,4, dan 6 bulan. Penyiangan dan pendangiran dilakukan untuk mengendalikan gulma dan memperbaiki tekstur tanah. Tanaman relatif bebas dari serangan hama dan penyakit. Tanaman dipanen pada umur sekitar 6 bulan yang ditandai bulir keras dan berwarna hijau tua. Panen dilakukan dengan memotong tandan buah menggunakan gunting dan dikumpulkan dalam penampung, kemudian niji dipisahkan secara manual atau mekanik. Selanjutnya biji dikeringkan di ruang terbuka yang beraerasi bagus. 

 

Bagian tanaman yang digunakan

Buah dan daun 1 cm.

 

 

Kandungan kimia

Buah adas mengandung minyak atsiri berkisar 2-12,6 % (trans-anetol 50-82%, a-fenkon (6-27%), limonen (2-13%), p-anisaldehid (6-27%), a-pinen (1-5%), a-felandren (0,1-19,8%). Kandungan minyak atsiri tergantung dari varitas, tempat tumbuh, faktor cuaca, waktu dan kondisi penyimpanan. Minyak atsiri terdiri paling sedikit 12 komponen dengan komponen utama berturut-turut anetol, fenkon, estragol, dan limonen (6-8). Kandungan anetol menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan bersifat karminatif. Akar mengandung bergapten dan stigmasterin (serporin) sedangkan bijinya hanya mengandung stigmasterin (serposterin). Komposisi minyak adas dipengaruhi oleh faktor genetik. Komposisi bahan aktif yang berasal dari varietas vulgare untuk trans-anetol (50-75%), fenkon (12-33%), estragol (25%) sedangkan pada varietas dulce untuk trans-anetol (80-90%), fenkon (1-10%), estragol (3-10%). Penyimpanan selama 2 bulan akan menurunkan kadar anetol dari 61,3% menjadi 54,4%. 

 

 

Penggunaan

Buah adas: melancarkan peredaran darah, pereda nyeri, meningkatkan nafsu makan, peluruh dahak, peluruh kentut, merangsang produksi ASI. Minyak atsiri buah adas: anti bakteri, anti kecacingan, peluruh kentut. Daun adas: peluruh air seni, merangsang produksi ASI. 

 

 

Efek farmakologi

Pemberian per oral 500 mg/kg bb ekstrak etanol 95% buah adas pada mencit, dapat menurunkan rasa nyeri yang diukur dengan hot-plate test. Pemberian 500 mg/kg bb ekstrak etanol buah adas pada mencit yang diinduksi demam dengan yeast, dapat menurunkan suhu rectal dari 36,5 menjadi 34,7 C setelah beberapa menit pemberian. Infusa buah adas dosis 910 mg/kg bb pada mencit jantan memberi efek analgesik yang setara dengan parasetamol dosis 145 mg/kg bb.

 

Ektrak metanol buah adas dapat menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori secara in vitro dengan nilai KHM 50 ug/mL. Ekstrak etanol 80% buah adas menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Salmonella typhi secara in vitro dengan nilai KHM 250 ug/mL.

 

Pemberian anetol 1-9 mg/kg bb dan fenkon 1-27 mg/kg bb per inhalasi pada kelinci dapat menurunkan bobot jenis mukus dan meningkatkan keluarnya cairan mukus dari saluran nafas. 

 

Pemberian per oral 2,0-3,0 g/kg bb infusa buah adas pada kucing dapat menghambat kontraksi usus yang diinduksi oleh asetilkolin dan histamin hingga 50%. 

 

Pemberian per oral 500 mg/kg bb ekstrak etanol 95% buah adas, dapat menginduksi efek diuresis pada tikus. Efek diuresis sebanding dengan tikus yang diberi urea 960 mg/kg bb.

 

Pemberian per oral minyak atsiri buah adas pada kambing dapat meningkatkan kandungan lemak dan jumlah air susu kambing. Injeksi intramuskular 100 mg/kg bb atau 500 mg/kg bb anetol perhari selama 7 hari berturut-turut pada tikus dapat menginduksi penurunan bobot dorso-lateral prostat. Infusa buah adas yang setara dengan serbuk 7,3, 73, dan 219 mg/100 g bb dapat berefek pada penghambatan masa subur.

 

Ekstrak biji adas secara perkolasi dengan alkohol 50% dan diberikan pada mencit dengan dosis oral 1 g/kg bb selama 3 hari mempunyai efek estrogenik. Pemberian 200 mg/kg ekstrak eter buah adas secara intraperitoneal meningkatkan waktu tidur yang diinduksi oleh barbiturat, namun pemberian intragastrik 200 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut menurunkan waktu tidur yang diinduksi oleh barbiturat. 

 

Sejumlah 60 orang wanita tidak menikah, usia 17-25 tahun, 30 % diantaranya didiagnosa mengalami dismenor primer tingkat 2, sedangkan sisanya mengalami dismenor primer tingkat 3. Mereka dibagi dalam tiga kelompok: placebo, terapi minyak atsiri buah adas 1%, terapi minyak atsiri adas 2%. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan nyeri dismenor dari 46,68 pada kelompok placebo menjadi 28,02 pada kelompok yang diberi minyak atsiri buah adas 2% dan 30,07 pada kelompok yang diberi minyak atsiri buah adas 1 %. Dari hasil penelitian diketahui bahwa minyak atsiri adas dapat menghambat kontraksi uterus yang diinduksi oleh oksitosin dan prostaglandin Eą. Dari penelitian ini diketahui bahwa efikasi minyak atsiri adas 2% dalam membebaskan nyeri dismenor adalah 67,4%.

 

Sejumlah 125 orang bayi umur 2-12 minggu berpartisipasi dalam uji klinik efek emulsi minyak biji adas terhadap kolik pada bayi. Bayi ini dibagi dalam 2 kelompok: kelompok plasebo dan kelompok uji. Kelompok plasebo yang terdiri dari 44% bayi laki-laki dan 56% bayi perempuan menerima 0,4% polisorbat 80 dalam air selama 7 hari berturut-turut. Sedangkan kelompok uji yang terdiri dari 47% bayi laki-laki dan 53% bayi perempuan menerima 0,1% emulsi minyak atsiri biji adas dalam 0,4 % polisorbat 80. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti menurut jenis kelamin, umur, lama tangisan dari 2 kelompok uji (placebo dan uji). Namun, berdasarkan Kriteria Wessel, ada perbedaan yang bermakna terhadap penurunan gejala kolik (penurunan gejala kolik didefinisikan sebagai kumulatif tangisan kurang dari 9 jam/minggu). Pada kelompok yang uji, mengalami penurunan kolik 65%, dibandingkan krlompok placebo 23,7%. 

 

 

Indikasi :

Analgetik, antipiretik, antibakteri, antispasmodik, diuretik, ekspektoran, dan sedatif. 

 

Kontra indikasi

Minyak atsiri adas sebaiknya tidak diberikan pada bayi dan anak-anak yang mengalami spasme laring, sesak napas.

 

 

Efek yang tidak diinginkan

Reaksi alergi seperti asma dan dermatitis kontak terhadap pasien yang sensitif.

 

Interaksi

Belum terdokumentasi.

 

Toksisitas

Uji toksisitas akut ekstrak alkohol 95% buah adas secara per oral pada tikus dengan dosis 3 g/kg bb tidak menyebabkan kematian namun terjadi penurunan aktifitas lokomotor dan piloereksioni). LD so minyak atsiri buah adas secara per oral pada tikus 1326 mg / kg bb. LD anetol pada tikus per oral adalah 3,8 mg/kg bb. 

 

 

Contoh Formula

 

Batuk

R1 /              Adas                 5g

                    Air                     100 mL

Cara pembuatan dan penggunaan 

Dibuat infusa, diminum 2x sehari, dapat ditambahkan madu.

 

 R2 /            Daun saga          2g

                    Daun poko        1g

    Adas Pulosari       2g

    Rimpang jahe       2g

    Gula merah          15g

    Air                       400 mL

Cara pembuatan dan penggunaan 

Dibuat infusa dan diminum 3x sehari.

 

 

Sesak napas

R1 /             Minyak adas   10 tetes

        Air panas       15 mL

 

Cara pembuatan dan penggunaan 

Dicampur, diminum selagi hangat 3x sehari.

 

R2 /          Adas                                  2g

    Pulosari                             2g

    Rimpang kencur                3g

                Rimpang temulawak         3g

    Jintan hitam                      1g

                Gula merah                       15g

                Air                                    400 mL

Cara pembuatan dan penggunaan 

Dibuat infusa, dan diminum 3x sehari.

 

 

Sariawan

R /          Adas                                          3g

               Daun saga                                 2g

               Pegagan                                    2g

  Pulosari                                     2g

  Rimpang lempuyang wangi      2g

  Rimpang kunyit                        2g

              Kayu manis                               2g

  Gula merah                               20g

              Air                                            400 mL

Cara pembuatan dan penggunaan 

Dibuat infusa, diminum 3x sehari.

 

 

Haid tidak teratur

R /          Bunga srigading        1gr

               Jinten hitam               2gr

  Adas Pulosari             3gr

  Jeruk nipis                  2 buah

  Gula batu                    30 g

  Air                              400 mL

Cara pembuatan dan penggunaan

Dibuat infusa, diminum 3x sehari.

 

 

Keracunan tumbuhan obat atau jamur

R/             Buah adas      5g

    Air panas       50ml

Cara pembuatan dan penggunaan

Buah adas diserbuk, diseduh dengan air panas dan diminum selagi hangat.

 

 

Batu empedu

R /             Buah adas        5g

      Air panas       100ml

Cara pembuatan dan penggunaan

Buah adas diserbuk, diseduh dengan air panas dan diminum selagi hangat.


Sumber: Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintifikasi Jamu Jilid 1 (Edisi Revisi)

Kementerian Kesehatan RI 2012

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adas - Foeniculum vulgare Mill Apiaceae"

Posting Komentar