Membuat Buku itu Mudah: Belajar dari Pak Cah

Sahabat HermantoPak Cah --sebutan akrab Pak Cahyadi Takariawan-- membagi tips proses pembuatan buku. Materi proses pembuatan buku ini merupakan kelanjutan dari materi dasar-dasar menulis, menulis semudah bernafas, menghadirkan ketajaman emosi dalam menulis, menulis artikel ilmiah populer. Kumpulan artikel ilmiah populer yang kita buat bisa dikumpulkan untuk dijadikan sebuah buku. 

 

Membuat buku di zaman kita ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan zaman terdahulu. Dahulu, menulis buku itu membutuhkan perjuangan yang berat karena belum ada komputer, masih menggunakan mesin tik manual. Pada saat ada kesalahan dalam penulisan akan sangat sulit mengeditnya. Proses pengeditan tidaklah mudah, kita perlu tip-ex ketika perlu mengubah tulisan yang salah. Kesulitan selanjutnya adalah pada saat mengunpulkan bahan-bahan yang akan kita bawa ke penerbit. Bahan-bahan yang berserakan harus kita kumpulkan dan susun ulang yang membutuhkan ketelitian.

 

Sekarang zaman sudah berubah, komputer, laptop dan internet sangat membentu dalam mempercepat proses penulisan dan pengeditan bahkan penerbitan. Hampir tidak ada kendala yang berarti dalam membuat buku. Penerbitan juga sudah mulai beragam. Hal ini perlu dipahami oleh para penulis supaya memberikan semangat agar cepat menghasilkan karya tulisnya.

 

Pak Cah membagi proses pembutan buku dalam beberapa proses, yaitu: prapenulisan, penulisan, editing, penerbitan dan pemasaran

 

Prapenulisan

 

Pra penulisan terkait dengan hal-hal yang melatarbelakangi kita menulis. Inspirasi, motivasi, tujuan, segmen dan tema tulisan harus ditetapkan dari awal sebelum kiat menulis.

 

Ada beberapa sumber inspirasi yang bisa kita dapatkan, yaitu:


1. Kitab rujukan.

Kita sering membaca Al-Quran. Pada saat kita membaca ayat-ayat  tertentu dan kita menemukan suatu motivasi hidup. Ayat ini bisa kita kita ambil sebagai inspirasi dalam kita membuat buku. Misal, surat Al-Fatihah mengandung 7 manajemen hidup dan kebiasaan hidup sebagai seorang muslim. Inspirasi ini juga bisa kita dapatkan pada saat kita membaca hadis. Pada saat tertentu ada suatu energi dalam hadis yang kita baca sehingga isi hadis tersebut bisa menjadi sumber inspirasi kita dalam membuat buku.

 

2. Perenungan sendiri. 

Seorang penulis, Pak Palgunadi T. Setyawan, dalam bukunya yang berjudul “Daun Berserakan”, bercerita tetang hikmah kehidupan melalui perenungannya.


3. Kegiatan sehari-hari. 

Seorang guru bisa membuat buku tentang bagaimana menjadi guru yang sukses dan dicintai muridnya. 


4. Kondisi diri sendiri. 

Kita bisa menceritakan kesuksesan dalam menghadpi masalah dalam hidup, atau pada saat kita bisa keluar dari stres atau galau. Horitada Ototake, seorang penulis Jepang, berhasil membuat buku yang sudah diterjemahkan ke banyak bahasa. Bukunya yang berjudul “No One’s Perfect” bercerita tentang bagaimana dia menjalani hidup dengan keterbatasannya. Dia dilahirkan dalam keadaan cacat, tidak mempunyai tangan dan kaki. Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN, membuat buku Ganti Hati yang menceritakan saat beliau harus melakukan transplantasi hati.


5. Hobi. 

Hobi bukan hanya melepaskan suatu kesenangan, tetapi hobi bisa menjadi ispirasi untuk memotivasi orang lain. apapun hobinya, mengispirasi orang oang lan. bukan cuma kesenangan, tapi jadi motivasi.


6. Kejadian nyata. 

Kejadian yang luar biasa seperti tsunami aceh dan gempa jogja bisa dijadikan inspirasi dalam membuat buku.


7. Perjalanan. 

Catatan perjalanan naik haji atau umrah, perjalanan spiritualnya bisa menjadi inspirasi untuk sebuah buku.


8. Orang lain. 

Kita bisa membuat buku dari catatan perjalanan seseorang, membantah tulisannya atau menuliskan ulang tulisannya dengan cara sendiri. Jaddid Hayatak (Perbaharui Hidupmu) karya dari Syeikh Muhammad Al-Ghazali ditulis berdasarkan buku Dale Carnegie. Sang pengarang membuat versi yang bisa dipahami oleh orang muslim dengan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah.


9. Idealisme diri sendiri. 

Kita bisa membuat tulisan tentang kota tempat tinggal. Kita bisa menulis tentang kota ideal yang mungkin bisa digunakan untuk mengsipirasi para pengambil keputusan untuk membangun ideal seperti di dalam tulisan kita,

 

Setelah kita mendapatkan inspirasi, kita juga harus menetapkan motivasi. Dalam menentukan motivasi harus dilakukan secara benar. Luruskan niat kita menulis untuk beribadah kepada Allah. Motivasi seperti ini akan membuat kita lebih nyaman dan memudahkan kita dalam menulis. Motivasi itu juga akan menghilangkan beban kita dalam proses menulis. Dengan kata lain, dengan motivasi yang lurus, Allah akan memudahkan kita dalam menyelesaikan tulisannya kita.

 

Selanjutnya, tujuan menulis, segmen dan tema buku kita harus ditetapkan pada saat prapenulisannya ini. Segmen yang dituju sangat menentukan model buku yang kita buat. Segmen profesional, misalnya kalangan kedokteran, tentu akan beda dengan segmen remaja dalam pilhan kosa kata, gaya bahasa bahkan judul dan cover buku kita.

 

 

Penulisan


Pertama yang harus disiapkan sebelum kita menulis adalah bahan-bahan atau rujukan. Bahan-bahan bisa kita ambil dari artikel-artikel ilmiah populer yang pernah kita tulis sebelumnya. Bahan-bahan ini kita kumpulkan dalam satu file, kita pilih yang mana saja yang cocok untuk kita masukkan ke dalam buku kita. Selain bahan-bahan itu, jika kita menulis dari awal dan kita punya rujukan. Kumpulkan juga rujukan-rujukan itu. Rujukan bisa dari buku, modul atau internet.
 
Setelah kita mengumpulkan bahan-bahan dan referensi, saatnya kita membuat outline. Manfaat outline ini sebagai batasan sehingga tulisan kita tidak melebar keluar dari tema. Selain itu, outline memudahkan kita dalam memilih bagian yang mudah untuk kita tulis terlebih dulu. Karena outline ini sebagai kerangka tentu kita tidak bingung untuk memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hal ini akan sangat membantu kita dalam menulis bagian-bagian atau subbagian-subbagian yang kita kita anggap mudah.

 

 

Setelah kita mengumpulkan bahan-bahan, rujukan dan membuat outline, maka kita bisa memulai menulis. Prinsip menulis adalah mulailah dari bagian yang mudah dan menulislah tanpa menggabungkan dengan mengedit.

 

 

Editing

 

Proses editing ini meliputi editing isi, pesan, muatan atau esensi tulisan dan editing secara teknis. Editing isi tulisan ini merupakan tanggung jawab dari penulis karena penulis tentu tahu pesan yang akan disampaikan dalam tulisannya. Mengapa ini penting? Karena kesalahan dalam editing ini tentu sangat berpotensi kesalahan dalam penyampaian pesan. Misalnya, penulis lupa memasukkan kata “tidak” yang berarti larangan dalam tulisannya, tentu sangat besar pengaruh dengan tulisannya.

 

 

Editing secara teknis dapat dilakukan sendiri oleh penulis atau oleh tim editor dari penerbit. Editing ini berupa kosa kata, gaya bahasa, tanda baca.

 


Judul dan Cover yang Menarik


Terakhir, Pak Cah menyampaikan tentang pembuatan judul dan cover. Judul bisa dibuat dari awal atau setelah tulisan selesai dibuat. Tapi jangan gara-gara kita belum mendapatkan judul, membuat kita tidak memulai menulis.

 

Untuk mendapatkan judul yang menarik, kita bisa mndatangi toko buku. Di sana bisa kita lihat buku-buku best seller. Ini bisa menjadi inspirasi kita dalam membuat judul. Selain dari buku-buku yang best seller, buku-buku dari penulis terkenal atau populer juga bisa kita ambil sebagai inspirasi karena mereka biasanya sangat memperhatikan dalam pembuatan judul buku-buku mereka. Selain dua cara di atas, cara lain untuk menemukan judul yaitu dengan cara melakukan survei. Tetapi cara terakhirnya tentu memerlukan biaya.

 

Setelah kita menentukan judul, yang tidak kalah pentingnya adalah membuat cover. Cover juga harus menarik. Harus kita pahami bahwa, sebagai penulis pemula sudah sepatutnya kita memperhatikan 2 hal ini, judul dan cover yang menarik, karena pencari buku, pertama kali, akan melihat 2 hal tersebut.

 

Itu saja tips dari Pak Cah terkait dengan proses penulisan buku. Semoga bermanfaat, selamat menulis.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membuat Buku itu Mudah: Belajar dari Pak Cah"

Posting Komentar